Stop Arguing "Leader vs Manager"​. We Need Both!

Mon Sep 26, 2022

Perdebatan "Leaders vs Managers" mungkin sudah ada lebih dari 15 tahun. Tapi dalam rangka mempersiapkan para pemimpin baru, perlukah kita mempertentangkan keduanya?

Optimized people pasti menyadari pentingnya program leadership development untuk menumbuhkan kader-kader pemimpin yang baru di tim atau organisasi kita. Dan sering kali topik "leaders vs managers" dimasukkan ke dalam kurikulum program leadership development.

Tapi sebetulnya kenapa kita perlu membedakan leaders vs managers?

Beberapa orang bilang peran managerial cenderung lebih kongkrit, teknikal, dan terukur dibandingkan peran leadership.

Misalnya team performance management sering kali dihubungkan dengan seperangkat KPI yang dengan mudah bisa diukur menggunakan angka. Tapi kita cenderung kesulitan menetapkan ukuran kongkrit untuk leadership effectiveness.

Ok. Itu jawaban yang terdengar masuk akal. Tapi coba kita pikirkan lebih dalam. Efektifkah memimpin (leading) tanpa mengelola (managing)?

Apakah mungkin sebaiknya kita sekedar mengakui ada perbedaan di antara keduanya, tapi tidak memisahkan keduanya?

BERBEDA, TAPI SEBAIKNYA TIDAK DIPISAH

Dr. James R. Bailey, seorang leadership professor di George Washington University mengatakan, setelah bertanya ke lebih dari 1000 pemimpin di jajaran C-Suites dari 17 negara, dia menyimpulkan: "We need both leading & managing in our work, and the best executives balance the two."

Mungkin saya bisa mengilustrasikan konsep ini seperti topik suami-istri dalam hal harta. Seharusnya keduanya menjadi satu, kecuali jika ada masalah.

Pemimpin tertinggi di organisasi memang perlu leadership skills yang mungkin lebih mudah sekedar dirasakan, bukan diukur secara matematis. Tapi perannya sebagai pemimpin akan berantakan jika dia tidak mempunyai managerial skill yang baik.

Begitu juga seorang manager jelas harus memiliki managerial skill yang detail dan terstruktur. Tapi tanpa leadership skill yang baik, dia akan cenderung menuai konflik dan disengagement.

Jadi dengan konsep ini, bagaimana sebaiknya kita menginkorporasikan topik leading & managing ke program leadership development kita? Saya mengusulkan fokus membangun kedua peran itu bersama-sama. Jangan dipisah!

DEFINE THE WHERE & WHY, BUT ALSO GUIDE OR FACILITATE THE HOW

Peran leadership seorang manajer adalah menentukan tujuan yang harus dicapai oleh tim & kenapa tujuan itu begitu penting. Peran managerial seorang pemimpin adalah memberikan panduan atau memfasilitasi cara untuk mencapai tujuan itu.

Kita perlu melatih calon pemimpin baru di tim kita untuk melakukan kedua peran ini secara bersamaan.

Mengkomunikasikan "the where & the why" ke tim, mungkin membutuhkan public speaking & people understanding yang baik. Tapi untuk mendampingi, mengontrol, dan memfasilitasi tim mencapai ke tujuan, mungkin dibutuhkan data analysis & project management skill yang baik.

Walaupun terdengar bertolak belakang, setiap leader & manager membutuhkan keduanya jika ingin berfungsi dengan efektif.

INSPIRE, BUT ALSO PROVIDE REGULAR FEEDBACK

Strategi terbaik untuk menginspirasi tim adalah dengan menunjukkan respect dan selfless dedication. Ini adalah dua hal yang tidak bisa kita "jadwalkan".

Seorang pemimpin inspiratif melakukan ini setiap saat. Bukan sesekali, sebagai bagian dari pencitraan. Ketika tim mulai bisa merasakan bahwa respect dan selfless dedication itu merupakan bagian dari karakter sang pemimpin, maka mereka mulai terinspirasi dan lebih receptive terhadap kepemimpinan sang pemimpin.

Orang-orang yang cenderung terlalu fokus pada peran managerial perlu membangun kebiasaan ini.

Di sisi lain, orang-orang yang cenderung terlalu fokus pada peran leadership perlu melatih dirinya dalam hal memberikan feedback & recognition.

Feedback & recognition yang terbaik diberikan berdasarkan data yang spesifik dan rutin. Konsistensi ini akan menolong otak tim mengikuti ritme kerja kita dengan lebih efektif dan efisien.

Ini salah satu alasan kenapa weekly meeting atau weekly coaching punya peran yang tidak bisa digantikan oleh annual award atau annual performance review.

LEARN TO LET THE TEAM KNOW WHICH ROLE YOU ARE USING RIGHT NOW

Pemimpin yang efektif bukan hanya harus belajar berperan sebagai pemimpin dan manajer secara bersamaan. Mereka juga harus belajar memutuskan dan mengkomunikasikan ke tim, peran mana yang sedang mereka gunakan ketika dalam decision making process.

Kadang-kadang sebagai bagian strategi untuk empowering team, kita perlu meminta tim yang mengambil keputusan, sementara kita hanya memberikan panduan dan pertimbangan.

Tapi kadang-kadang ada keputusan-keputusan tertentu yang justru sebaliknya. Kita hanya meminta pertimbangan para tim, namun pada akhirnya, kitalah yang akan mengambil keputusan.

Para calon pemimpin baru di tim kita harus belajar kapan mereka harus mengambil peran yang mana. Mereka juga harus belajar mengkomunikasikan peran yang sedang mereka ambil itu ke tim untuk menghindari konflik, kebingungan, dan "segudang" masalah yang tidak perlu terjadi di kemudian hari.

Semoga bermanfaat. 🙂

Eri Silvanus
Saya menolong para individu dan organisasi meningkatkan kinerja dan leadership engagement melalui fungsi saya sebagai seorang pembicara, coach, dan consultant.

profil linkedin