Pemimpin Produktif Justru Sering Mengabaikan Hal Ini

Wed Nov 30, 2022

Hai Optimized People 👋

Hari ini kita akan membahas aspek terpenting yang tanpa sengaja sering dilupakan, ironisnya justru oleh para pemimpin yang benar-benar produktif.

Apa itu? Personal wellbeing.

Beberapa orang menyangka bahwa menjadi pemimpin itu berarti kerja lebih santai, punya banyak tim yang bisa disuruh ini dan itu.

Well, mungkin saja di suatu tempat di Indonesia ini ada orang-orang dengan jabatan pemimpin yang mengalami itu.

Tapi sebagai pemimpin yang benar-benar produktif, kita tahu bahwa menjadi pemimpin itu justru berarti:

  • Bekerja lebih lama
  • Bertanggung jawab atas lebih banyak hal
  • Harus mampu lebih disiplin mengontrol diri
  • Harus lebih disiplin dalam mengembangkan diri
  • Dan melakukan semuanya itu sebagai bagian dari tanggung jawab normal. Bukan menggunakan konsep “lembur” seperti ketika kita belum menjadi pemimpin.

Kita tidak lagi benar-benar bisa membatasi jam kerja kita dari jam 9 hingga jam 5 atau Senin – Jumat. Dalam praktiknya, menjadi top leaders berarti always on the job. Bahkan kadang-kadang termasuk ketika hari libur. Saya rasa para top leaders maupun para entrepreneur yang memilih jalur entrepreneur by choice mengalami hal ini.

Di sinilah pentingnya beberapa konsep yang tepat mengenai personal wellbeing.

PERSONAL WELLBEING IS NOT A LUXURY

Olah raga, tidur yang cukup, makan makanan yang sehat seharusnya bukan lagi dipandang sebagai kemewahan oleh para top leaders. Bukan karena kita merasa berhak mendapatkannya setelah bekerja keras.

Justru terbalik! Kita harus menjaga kesehatan mental, fisik, dan spiritual agar bisa bekerja dengan optimal.

Pikirkan begini. Bagi seorang atlet sepak bola, cardiovascular exercise bukan pilihan, melainkan keharusan. Jika mereka tidak menjaga kesehatan jantung mereka, maka mereka tidak akan bisa bekerja dengan optimal.

Top leaders juga harus menyadari hal yang sama.

Menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritual adalah prasyarat bagi para pemimpin yang ingin mampu bekerja dengan optimal di tengah tekanan tanggung jawab itu.

Bagaimana sebaiknya time management yang baik untuk personal wellbeing seorang pemimpin?

Saya rasa itu akan sangat bergantung pada konteks kita masing-masing. Tapi sebagai seorang human behavior coach saya menyarankan pertimbangkan beberapa hal ini.

PROTECT YOUR SLEEP HOURS

Otak kita membutuhkan istirahat untuk bisa terus berpikir dengan baik. Metabolisme kita membutuhkan siklus yang teratur untuk memulihkan diri dan membuang segala racun di dalam diri kita.

Optimized People bisa mencari di internet kaitan antara hormon Melatonin, lumens atau tingkat kecerahan cahaya, kualitas tidur, dan depresi.

Ini titik kritisnya. Ketika sedang merasa terlalu lelah secara mental, beberapa orang justru seolah tidak rela segera menutup hari dengan istirahat. Ini adalah destructive circle yang berbahaya.

Karena tubuh yang kurang istirahat akan bekerja seperti mesin yang kurang oli atau overheated. Kita akan rawan breakdown.
Dan ketika breakdown atau kelelahan secara mental, mereka makin tidak rela menutup hari dan beristirahat.

Bisa membayangkan destructive circle--nya?
Sekali lagi. Lindungi baik-baik jam istirahatmu.

CREATE TIME FOR PHYSICAL EXERCISE

Badan kita diciptakan Tuhan untuk berputar pada engselnya, meregang, dan menanggung beban.

Terlalu lama tidak menggunakan bagian-bagian tubuh ini sebagaimana semestinya akan membuat kinerja tubuh ini mengalami berbagai komplikasi.
Dan badan yang tidak sehat cenderung menguras energi mental kita.

Jadi dengan kata lain, badan yang tidak sehat akan memenghalangi mental kita bekerja secara optimal.

Intinya adalah gerakkan tubuh sesuai rancangan Tuhan.

Itu sebabnya physical exercise yang dimaksud tidak harus berarti explosive exercise seperti boxing atau aerobic dance, dan semacamnya. Bahkan gerakan-gerakan "lembut" seperti primal exercise, Yoga, atau semacamnya juga akan cukup efektif menjaga kesehatan fisik kita.

Dalam praktik saya, sering kali saya menemukan kecenderungan pola karakter tertentu akan lebih cocok dengan pola olah raga tertentu.

Bereksperimenlah dan pilihlah metode latihan fisik yang paling sesuai untukmu. Lalu lakukan itu secara konsisten.

INVEST IN THE RELATIONSHIP THAT MATTERS TO YOU

Tidak semua relasi mempunyai dampak yang sama bagi kita.

Ada kecenderungan karakter tertentu yang merasa cukup hanya dengan berelasi dengan rekan-rekan kerja dan keluarga. Tapi ada juga kecenderungan tertentu yang harus melibatkan berelasi dengan teman atau bahkan orang baru.

Bagaimanapun pola kecenderungan karakter kita, kebutuhan untuk mempunyai relasi yang benar-benar berkualitas dan bermakna adalah kebutuhan natural kita sebagai makhluk sosial.

Dalam program coaching, saya bisa menganalisa hal ini dengan menganalisa tanda tangan.

Kok bisa? Karena hal ini bersifat refleks. Seperti ketika kita marah, maka tulisan tangan kita akan cenderung lebih menekan atau ketika terburu-buru, maka tulisan tangan kita juga akan lebih condong ke kanan.

Kebutuhan dasar pola karakter kita, sering kali juga bisa terpancar dari goresan tangan kita.

Sekali lagi intinya, investasikan waktu dan energi untuk relasi-relasi yang penting bagimu.

EMBED LEARNING & DEVELOPMENT HABITS INTO YOUR WORK ROUTINE

Sebagai seorang pemimpin, sering kali kita berfungsi sebagai pemberi arah dan kadang bahkan pemberi harapan.

Ketika tim kita hanya bisa melihat selangkah di depan. Tugas pemimpin adalah menunjukkan beberapa langkah yang lebih jauh. Ke mana kita akan melangkah dan kenapa kita harus ke arah itu adalah 2 pertanyaan terpenting dalam konsep time management.

Jadi menyertakan kebiasaan mengembangkan wawasan dan kompetensi harus menjadi bagian tidak terpisahkan dari pola kerja kita.

Pemimpin yang menempatkan hal ini di area optional, cenderung tidak mengembangkan dirinya dengan cukup disiplin. Dan dengan demikian membatasi optimalisasi kepemimpinannya sendiri.

Semoga bermanfaat. 🙂

Eri Silvanus
Saya menolong para individu dan organisasi meningkatkan kinerja dan leadership engagement melalui fungsi saya sebagai seorang pembicara, coach, dan consultant.

about eri silvanus

ALSO LISTEN ON

(tap the logo)