Kita Perlu Lebih Sering Fokus Pada Value

Sun Jul 31, 2022

Peraturan tidak bisa 100% preventif. Polisi tidak bisa "maha hadir". Jadi pasti ada celah yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya. Mungkin itu sebabnya ketika saya kecil ada konsep yang mengatakan bahwa pencuri akan selalu "lebih pintar" daripada polisi atau peraturan.

Konsep ini mungkin akan segera kita rasakan di dunia keuangan, dalam hitungan tahun.

Akhir tahun lalu Whatsapp menguji coba fitur transfer menggunakan mata uang digital. Di sisi lain, Signal juga meluncurkan fitur transfer mata uang digital versinya sendiri dengan tambahan "end-to-end encryption".

Penambahan fitur "end-to-end encryption" Itu berarti tidak akan ada seorang pun, kecuali pengirim dan penerima yang bisa melacak peredaran uang itu. "Celah teknologi" ini bisa dimanfaatkan untuk orang-orang menghindari pajak atau melakukan transaksi-transaksi ilegal.

Menurut saya, dari kacamata ilmu perilaku manusia, pertarungannya tidak pernah antara "pencuri" dengan "polisi" atau "peraturan". Melainkan pertarungan nilai (value) atau prinsip.

Teknologi seperti layaknya obat-obatan, secara esensi bersifat netral. Mereka dapat digunakan untuk sesuatu yang baik atau buruk. Nilai (value) atau prinsip sang penggunanyalah yang seolah-olah membuat teknologi atau obat-obatan itu jadi punya kecenderungan ke salah satu spektrum moral.

Dalam bisnis, nilai atau prinsip punya peran penting

Bisnis restoran vs kafe misalnya. Umumnya sebuah restoran mengedepankan nilai kualitas (rasa nikmat) atau kuantitas (rasa kenyang) makanan yang diberikan ke pelanggannya. Sebuah kafe, lebih mengutamakan suasana tempat untuk "nongkrong".

Ketika pemerintah mengeluarkan peraturan PPKM tingkat 4, banyak orang bilang semua bisnis makanan "offline" terkena dampak. Walaupun sepertinya masuk akal, tapi sebetulnya bisnis yang lebih menekankan "nilai kafe" akan terkena dampak lebih parah. Kenapa? Karena pelanggan mereka kesulitan menikmati business value terbaik mereka.

Sebaliknya bisnis makanan yang fokus pada faktor kualitas rasa dan tingkat kekenyangan pelanggan, cenderung tetap survive.

Pelajaran: Selalu fokus dan evaluasi nilai manfaat (value) yang ingin bisnismu berikan.

Dalam kepemimpinan, nilai atau prinsip punya peran vital

Tuntutan beradaptasi yang sangat cepat di jaman ini bisa membuat para pemimpin harus mempertimbangkan "1001" data dan membuat "1001" keputusan dengan cepat. Tidak bisa dipungkiri, kadang-kadang keputusan-keputusan itu bisa terasa bertentangan satu dengan yang lain.

Ini beresiko membuat:

  • Tim bingung dan bertanya: "Sebetulnya mau pemimpinku itu apa sih?"
  • Kecepatan kerja tim berkurang karena takut: "Jangan-jangan nanti bos marah. Karena aku bingung apa yang sebetulnya dia suka atau tidak suka."
Menetapkan dan mengomunikasikan leadership value tidak akan menghilangkan kompleksitas pengambilan keputusan dalam pekerjaan. Tapi leadership value yang dipahami dengan baik, akan mempermudah tim menyelaraskan pikiran dan proses kerjanya dengan visi sang pemimpin.

Di website yang sedang saya bangun, saya menuliskan 3 kebiasaan yang bisa dilakukan pemimpin untuk menyelaraskan business value & leadership value kepada tim (Klik di sini).

Di newsletter ini, saya akan memberikan gambaran singkat mengenai 3 kebiasaan itu.

Pertama, Set The "Why"

Temukan alasan-alasan utama yang menggerakkan bisnis dan kepemimpinan kita. Alasan-alasan inilah yang seharusnya menjadi kompas bagi segala keputusan, stategi, dan sikap kita.

Kedua, Communicate The "Why" Effectively

Hindari jebakan kepemimpinan: "Saya kan sudah bilang berkali-kali". Apa yang terpenting adalah apa yang dipahami oleh tim. Bukan apa yang kita katakan. Jadi mendapatkan feedback dari tim, jauh lebih bermanfaat daripada mencentang jadwal weekly meeting.

Ketiga, Build Value-based Culture

Budaya yang dirasakan akan selalu jauh lebih berdampak daripada peraturan yang tertulis. Jadi sikap sehari-hari kita sebagai pemimpin akan mengekspresikan business & leadership value kita lebih lantang daripada segala aturan dan apa yang kita katakan.

Klik di sini untuk membaca lebih detail tentang bagaimana menyelaraskan business & leadership value.

Eri Silvanus
Saya menolong para individu dan organisasi meningkatkan kinerja dan leadership engangement melalui fungsi saya sebagai seorang pembicara, coach, dan consultant.

Profil Linkedin