There are no items in your cart
Add More
Add More
Item Details | Price |
---|
Tue Apr 11, 2023
Bayangkan kita adalah seorang sales leader atau pemimpin sebuah bisnis. Dari hasil analisa, kita ingin memperluas area pemasaran kita, dan untuk itu kita perlu mengubah beberapa kebiasaan kerja dari tim kita.
Kita lalu menceritakan dengan antusias visi ini ke tim, tapi sepertinya tim kita terasa sangat enggan untuk berubah.
Akibatnya progress memperluas area pemasaran ini terasa sangat lambat dan ini membuat kita frustrasi.
Kita frustrasi karena merasa sulit sekali memotivasi tim untuk berubah. Kita juga frustrasi karena kuatir peluang di area baru itu akan hilang.
Di beberapa kasus klien saya, beberapa pemimpin bahkan mulai meragukan kemampuannya dalam memimpin tim.
Salah satu cek poin pertama yang biasanya saya lakukan adalah menolong para pemimpin menyadari bahwa kita cenderung bergerak berdasarkan kebiasaan.
Otak kita dirancang Tuhan untuk menemukan dan bekerja mengikuti behavioral pattern. Kenapa? Karena makin terbiasa kita akan suatu hal, makin efisien energi yang digunakan otak untuk bekerja.
Ilustrasinya seperti ketika kita sedang belajar bahasa. Di awal masa belajar, kita cenderung terbata-bata. Kenapa? Karena otak kita masih berusaha menyusun struktur kalimat dan mencari kata yang tepat.
Ketika otak kita sudah terbiasa, kita seolah-olah bisa bicara tanpa perlu berpikir lebih dulu.
Jadi sekali lagi, Tuhan merancang otak kita untuk menemukan pola dan bekerja mengikuti sebuah behavioral pattern, supaya dia bisa bekerja dengan efisien.
Cara kerja otak ini yang membuat kita lelah ketika mempelajari sesuatu yang baru.
Dalam kondisi lelah ini, otak seolah bernegosiasi: “Apa memang perlu untuk mengubah kebiasaan yang selama ini kita sudah biasa lakukan? Bukannya yang lama masih cukup ok ya?”
Jadi ketika menghadapi perubahan, fokus natural otak kita adalah menemukan alasan yang masuk akal untuk mempertahankan kebiasaan lama. Setidaknya kalaupun harus berubah, kita tidak perlu melakukannya sekarang.
Inilah yang membuat secara natural, kita semua enggan berubah. Semakin besar perubahan yang akan kita lakukan, makin enggan otak kita untuk melakukannya.
Ketika sebagai pemimpin kita memahami konsep ini, maka biasanya para klien saya mulai bisa melihat bahwa masalah utamanya mungkin bukan di kurangnya motivasi. Tapi ketidakmampuan tim mengubah pola kerja natural otak mereka.
Untuk menolong tim lebih mudah berubah, kita perlu menolong mereka mengarahkan fokus otak mereka.
Ketika menghadapi perubahan, otak kita cenderung fokus pada perasaan tidak nyaman akibat harus melepaskan pola yang mereka sudah terbiasa.
Sebagai pemimpin, apa yang bisa kita lakukan adalah menolong otak tim kita fokus pada peluang dan manfaat dari perubahan yang akan mereka lakukan.
Kita juga perlu menolong otak tim kita memahami risiko jika mereka tidak segera berubah.
Kadang-kadang otak kita bisa berargumentasi seperti ini: “Ok. Aku sudah paham kenapa harus berubah. Tapi kan nggak harus berubah sekarang. Nanti saja lah.”
Penundaan ini adalah salah satu cara otak kita menghindari perasaan tidak nyaman.
Itu sebabnya sebagai pemimpin, kita perlu menolong otak tim kita menyadari, bukan hanya pentingnya berubah, tapi juga kenapa harus berubah sejak sekarang.
Kita harus menolong otak tim kita melihat risiko jika mereka terlambat berubah.
Dalam topik komunikasi, inilah pentingnya kemampuan seorang pemimpin mengkomunikasi visinya dengan jelas.
Visi seorang pemimpin harus menolong tim bisa melihat dengan jelas peluang di depan dan risiko mengerikan kita gagal mencapai visi itu.
Dalam praktek saya menolong para klien, kadang-kadang saya menolong para pemimpin menciptakan leader’s video note.
Durasi video ini pendek. Biasanya di bawah 5 menit. Tapi di dalam video singkat itu, tim harus bisa merasakan:
Tapi proses mengkomunikasikan visi ini jarang sekali bisa terjadi hanya satu arah. Sering kali ada keberatan atau halangan di lapangan yang gagal kita lihat, karena posisi kita yang di atas.
Di sinilah pentingnya membangun suasana komunikasi yang membuat tim merasa aman untuk terbuka dan berdiskusi.
Salah satu klien saya ingin tim sales-nya membuka daerah baru.
Awalnya tim sales-nya merasa instruksi ini hanya sebagai beban yang membuat pekerjaan mereka jadi lebih sulit.
Mereka merasa tidak punya cukup waktu untuk menambah klien karena harus memelihara existing client mereka.
Tapi ketika klien saya mulai bisa menciptakan suasana diskusi yang kondusif, para timnya mulai terbuka. Mereka mulai menceritakan hal-hal yang menurut mereka menghalangi keinginan sang pemimpin untuk merealisasi ide membuka daerah baru itu.
Berdasarkan masukan-masukan itu, dinamika kerja sama antara jajaran management dan tim sales mulai berubah. Dari saling memaksakan pikiran dan kehendak, mereka mulai bisa berkolaborasi menemukan solusi untuk menolong tim sales membuka daerah baru.
Dari segi human behavior science, komunikasi yang kondusif itu adalah proses yang para tim sales butuhkan untuk mengubah fokus mindset mereka dari mencari alasan kenapa tidak harus berubah, menjadi bekerja sama menemukan cara untuk mengerjakan peluang, yang sebetulnya juga mendatangkan manfaat bagi mereka sendiri.
Beberapa pemimpin masih beranggapan bahwa perubahan pasti akan terjadi ketika kita bisa menyediakan reward yang cukup menggiurkan dan punishment yang cukup mengerikan.
Saya tidak memungkiri bahwa strategi ini masih efektif untuk orang-orang tertentu.
Tapi secara umum, strategi ini tidak efektif untuk jangka panjang. Strategi ini justru menghambat proses pendewasaan mental kerja dan mindset kerja mereka.
Sebagai organization development consultant, tugas saya adalah menolong klien mampu membangun motivasi dari dalam.
Ini menuntut elemen-elemen seperti leadership skill, sistem remunerasi, dan dinamika kerja & komunikasi bekerja sama secara sinergis untuk mengelola fokus otak seluruh tim.
Menolong tim mampu memfokuskan pikiran dan hatinya pada peluang di depan dan risiko jika terlambat berubah akan menolong perusahaan kita dikerjakan oleh orang-orang yang lebih adaptif terhadap perubahan.
Jika Anda mengalami kesulitan dalam hal ini, coba pertimbangkan bekerja sama dengan organization development consultant yang bisa memberikan panduan dan mengawal perubahan di dalam organisasi Anda.Eri Silvanus
Personal & organization development practitioner: Help people and teams be better by helping them change their behavioral framework.