There are no items in your cart
Add More
Add More
Item Details | Price |
---|
Sun Sep 4, 2022
"Work remotely" atau bekerja dari luar kantor adalah pedang bermata dua.Di satu sisi pola kerja ini memacu kemandirian, fleksibilitas, dan "sense of responsibility". Tapi di sisi lain, pola ini juga bisa menyebabkan perasaan terisolasi yang berbahaya.
Akibat pandemi banyak orang jadi terbiasa untuk bekerja dari luar kantor. Di satu sisi "terbiasa bekerja dari luar kantor" ini memicu kemandirian, fleksibilitas, dan sikap bertanggung jawab.
Beberapa tim merasa lebih bisa mensinergikan antara "waktu bekerja" dengan "waktu untuk urusan pribadi'. Tapi bagi beberapa orang yang lain, "bekerja dari luar kantor" ini juga memicu perasaan terisolasi (lack of social connectedness).
Dr. James Luben seorang profesor di bidang social work mengatakan perasaan terisolasi ini adalah "a potent killer" yang berdampak ke kesehatan mental & bahkan kesehatan fisik.
Berbagai penelitian sejak 1950an juga menunjukkan bahwa lack of social connectedness cenderung memicu:
Saya akan memulai dari yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks.
KENALI
Optimized people pasti familiar dengan frase: "tidak kenal, maka tak sayang". Sebetulnya inilah awal dari sebuah relasi. Perkenalan!
Sayangnya dalam sebuah tim atau komunitas yang besar, kadang-kadang kita tidak kenal satu sama lain.
Mulailah dengan sengaja mengenali nama, keluarga, pengalaman kerja, dan hal-hal dasar lainnya dari sesama anggota tim atau komunitas.
NGOBROL
Beberapa orang merasa "tidak bisa klik" dengan beberapa orang yang lain.
Perasaan "klik" atau "tidak klik" ini memang riil. Tapi sering kali kita melupakan sesuatu yang lebih basic, yaitu frekuensi interaksi. Secara umum makin jarang kita berinteraksi dengan seseorang, makin sulit kita "merasa klik" dengan orang itu.
Dalam topik social connectedness, semakin jarang kita berinteraksi dengan tim atau anggota komunitas, makin besar resiko kita merasa terisolasi dari tim atau komunitas itu. Jadi dengan sengaja tingkatkan frekuensi interaksi di antara tim atau anggota komunitas kita.
TEMUKAN KESAMAAN & PERBEDAAN
Dalam topik social connectedness ada konsep yang disebut sense of membership. Sederhananya kita perlu menemukan kesamaan dengan "sesama member" dan perbedaan dengan para "non-member".
Eksklusivitas yang sehat ini punya peran vital untuk menciptakan sense of belonging di sense of identity para "member" dari sebuah tim atau komunitas.
Kita bisa dengan sengaja mulai menemukan kesamaan dari segi: ketertarikan (interest), kompetensi, mimpi, pengalaman hidup/kerja, value, dan lain sebagainya.
INTENTIONALLY CREATE CONFORMIITY
Menemukan kesamaan di antara anggota tim atau komunitas adalah satu hal. Tapi sebagai seorang pemimpin, kita tidak bisa menggantungkan kekuatan relasi tim atau komunitas kita di faktor keberuntungan (kebetulan punya orang-orang yang secara natural punya banyak kesamaan).
Pemimpin "yang kuat" akan dengan sengaja menciptakan conformity, yang diterjemahkan oleh KBBI sebagai: kesesuaian atau kecocokan sikap dan perilaku dengan nilai yang berlaku.
Kita bisa dengan sengaja membangun kesesuaian atau kecocokan ini dengan menetapkan value, mindset, habits, atau work habits yang non-optional.
Saya tahu konsep ini terasa tidak terlalu menyenangkan bagi beberapa pemimpin. Tapi jika optimized people ingin membangun sebuah tim yang kuat, maka menciptakan strong culture seperti ini adalah sebuah keharusan.
INTENTIONALLY CREATE PRIDE FOR THE TRIBE
Ciptakan perasaan bangga untuk para member kita. Fanatisme yang sehat ini punya peran penting bukan hanya untuk meningkatkan loyalitas tim, tapi juga memotivasi para non-member untuk ingin bergabung dalam tribe kita.
Kita bisa dengan sengaja mulai menampilkan ("meng-etalase-kan") achievement, sejarah yang membanggakan dan keunggulan "tribe" kita kepada member.
Menjadikan hal ini sebagai bagian dari ritual tertentu, misalnya dalam annual atau quartal meeting juga akan menolong, khususnya para member baru secepat mungkin bisa mulai mempunyai kebanggaan menjadi bagian dari tim kita.
INTENTIONALLY BUILD SENSE OR RELIABILITY
Tim yang kuat merasa bisa saling mengandalkan rekan sekerjanya. Ini berbeda dengan menciptakan budaya saling bergantung atau tidak mandiri. Justru sebaliknya. Setiap member harus mempunyai kompetensi & rasa bertanggung jawab yang tinggi.
Ilustrasinya seperti sebuah pasukan perang. Setiap tim bukan hanya harus mampu berperang secara mandiri, tapi bahkan harus cukup kuat untuk menolong timnya. Itu yang saya maksud dengan sense of reliability. Perasaan bisa saling mengandalkan.
Di sinilah pentingnya program team development yang disengaja.
INTENTIONALLY ACHIEVE & CELEBRATE AS A GROUP
Setiap member punya kapasitasnya masing-masing. Ada kelompok para top performers, average performers, dan sebut saja "para start-up".
Dalam sudut pandang team performance management, sangat penting untuk setiap member dengan kapasitas masing-masing merasa sudah bekerja bersama-sama mencapai kemenangan atau mimpi bersama.
Jika ada satu atau beberapa member yang merasa dikucilkan dari grup, sebaiknya itu terjadi karena 1 alasan saja, yaitu: karena memang kontribusinya dianggap terlalu kecil untuk menjadi member dari tim kita.
Ini sering kali juga adalah peran kepemimpinan yang dihindari oleh beberapa orang. Tapi kalau optimized people ingin mempunyai tim yang kuat, sembari tetap mengakomodir berbagai level kapasitas member kita, maka tetapkan batas minimum kontribusi yang harus dihasilkan oleh para member kita.
INTENTIONALLY SET PURPOSE & BUILD EMOTIONAL CONNECTION
Ini adalah strategi yang paling kompleks, namun paling efektif.
Sebuah tim yang terdiri dari orang-orang yang merasa:
Saya yakin optimized people bisa melihat kenapa saya menempatkan poin ini di posisi paling akhir. Bukan karena ini adalah poin terlemah. Tapi dibutuhkan semua yang kita sudah bahas di poin-poin sebelumnya, mulai dari sekedar saling kenal & sering ngobrol, sampai ke langkah-langkah yang bisa terasa abstrak dan kompleks untuk menciptakan emotional connection yang powerful di dalam tim atau komunitas kita.
Tidak akan ada "formula universal" atau tips & trick yang berlaku untuk semua konteks situasi. Setiap member harus berinisiatif melakukan perannya masing-masing dan setiap leader harus aktif mengaplikasikan konsep ini ke konteks timnya masing-masing.
Jika optimized people merasa butuh bantuan pendampingan (coaching) untuk menciptakan sense of community ini, let's talk. I'll be excited to help your team or community.
Eri Silvanus
Saya menolong para individu dan organisasi meningkatkan kinerja dan leadership engagement melalui fungsi saya sebagai seorang pembicara, coach, dan consultant.